November
2014.
Dalam waktu
satu bulan lagi, tahun ini akan kembali berganti,
Menambah umur
yang memberi janji tak pasti.
Di pergantian
tahun 2013 menuju 2014 kemarin,
Firasatku berintuisi,
bahwa 2014 akan menjadi sebuah tahun dimana aku akan menemukan titik balik.
Sebuah tahun
revolusi bagi seorang perempuan dengan tiga nama.
Umurku berganti
menjadi angka favorit, tepat di tanggal yang sama, ditahun yang juga menjadi
angka favorit keduaku.
Aku tahu dan
yakin bahwa tahun ini aku akan menjadi pribadi yang utuh dibalik semua
abnormalitas hidup yang sudah kujalani.
Namun,
dibalik semua itu, aku juga tahu bahwa untuk mencapai itu, aku tidak akan
melewati proses yang mudah.
Jalanku panjang
dan sakit.
Eranganku
semakin hari semakin keras dan liar, seakan maut menyiksa tetapi enggan
membawaku pergi.
Mereka menertawakanku
dibalik ketidakmampuanku.
Mereka bahagia
dengan penderitaanku.
Tulisan ini
tidak kubentuk untuk mengeluh, tetapi untuk berbagi.
Tulisan ini datang
di satu malam, dimana aku mengunci diri selagi diluar sana terdengar riuh
kembang api yang aku pun tidak tahu akan selebrasi apa yang Jakarta sedang
lakukan.
November
2014.
Dalam waktu
satu bulan lagi, tahun ini akan kembali berganti,
Menambah umur
yang memberi janji tak pasti.
Entah
mengapa, semakin hari aku semakin bingung akan apa yang ingin kurasa.
Pribadiku tidak
tahu ingin menjejak apa.
Performaku tidak
menentu ingin melakukan apa.
Tahun ini
aku ingin bersyukur.
Dibalik semua
yang sudah berdatangan silih berganti dengan kehilangan,
Aku tetap
ingin bersyukur.
Aku ingin
mensyukuri atas semua tawa yang tersirat.
Aku ingin
mensyukuri atas semua sakit yang mengikat.
Aku ingin
mensyukuri atas semua ketidakpastian yang menjejak.
Aku ingin
mensyukuri atas semua diriku yang hilang, terekam, namun tak pernah mati.
Selamat
menjalani hidup, kamu semua yang diluar sana.
Tulus ku
berdoa agar angan dan cita-citamu tercapai,
membawa
dirimu menjadi sebuah sosok yang satu.
Renjanamu
adalah bahagiaku.
No comments:
Post a Comment